partnership with agoda

Sunday, September 4, 2016

Pengurangan Anggaran, Hunian Hotel di Lombok Hanya 7 Persen

Pengurangan anggaran negara hingga Rp 160 triliun menyebabkan hotel-hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat, merasakan akibatnya. Ketua Asosiasi Hotel Mataram Reza Bovier mengatakan rata-rata hunian kamar selama dua minggu terakhir Agustus 2016 hanya 7 persen.

“Banyak konfirmasi dari lembaga pemerintahan di Jakarta yang mengabarkan penundaan kegiatan,” ucap Reza, Sabtu, 3 September 2016 siang. 

Dia berharap segera ada kebijakan yang dapat membantu memperbaiki kunjungan wisatawan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) yang selama ini meramaikan kunjungan ke Lombok.

Reza berujar, okupansi hotel pada minggu pertama Agustus 2016 sebayak 9.927 kamar atau 81,74 persen. Selama penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an pada 26 Juli-7 Agustus 2016, yang terjual mencapai 24.140 kamar atau 96,08 persen.

Ketua DPD Indonesian Congress and Convention Association (INCA) Muhammad Nurhaedin mengakui sudah mengalami pengurangan sekitar 80 persen paket kegiatan MICE dari Jakarta. "Karenanya, pihak hotel sudah banting harga," ujar Edo—panggilan sehari-harinya.

Kalau sebelumnya harga kamar hotel untuk kepentingan MICE paketnya untuk dua orang Rp sebesar 750 ribu serta makan dua kali untuk siang dan malam Rp 300 ribu, sekarang ini harganya menjadi Rp 500 ribu untuk harga kamar dan makan-minumnya Rp 100 ribu. "Kalau tidak, bisa mempengaruhi pengurangan karyawan," tuturnya.

Edo menyebutkan ada 47 hotel berbintang di Lombok yang sekitar 80 persennya memiliki meeting room yang biasanya digunakan untuk kegiatan MICE. Selama ini, sebanyak 70 persen penggunaan meeting room berasal dari kegiatan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sedangkan yang berasal dari 44 satuan kerja perangkat daerah menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 

"Kali ini kondisinya lebih parah dari larangan yang pernah dikeluarkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi," katanya. Dia merujuk saat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yudy Chrisnandi melarang melakukan kegiatan di hotel.

Untuk menyiasati berkurangnya acara MICE, INCA NTB bersama para pelaku pariwisata menguatkan pemasaran ke perusahaan-perusahaan besar di kota besar, seperti Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Ia meyakini Lombok, yang memiliki potensi wisata alam, mampu menjadi daya tarik kegiatan wisata MICE yang dipadukan dengan wisata alam.*tempo
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors