partnership with agoda

Friday, November 27, 2015

Bisnis Hotel di Kawasan "Ring Satu" Makin Menjanjikan

GM Marketing Grand Orange Condotel Pasar Baru, Ratdi Gunawan, mengaku sangat optimistis bisnis hotel bintang empat di lokasi premium "ring satu" Istana Negara bakal sangat menjanjikan. Lokasi bergengsi di tengah kota lebih mudah dipilih pebisnis. 

Ratdi yakin, rencananya tetap berjalan sesuai target. Karena dekat dengan pusat pemerintahan, kantor kementerian, serta BUMN, dia mengatakan tetap bergeming untuk memasarkan hotel dengan angsuran 38 x tanpa bunga dan profit sharing 80 persen.

"Tingkat okupansinya bahkan semakin tinggi, bisa mencapai di angka 80 persen sampai 90 persen ini. Tingginya tingkat okupansi ini akan menaikkan room rate dan otomatis menghasilkan return of investment yang juga tinggi untuk investor," kata Ratdi, Rabu (25/11/2015).

Melihat kuatnya prospek bisnis kondominium hotel seperti itu, lanjut Ratdi, terutama berkat lokasinya di kawasan premium, kesempatan meraih untung besar dari bisnis kondotel terbuka lebar. Karena, semakin tinggi tingkat ROI didapatkan, makin cepat investor meraih modalnya kembali. 

"Kami pasarkan dengan unit terbatas dan saat ini sudah mencapai 50 persen," kata Ratdi.

Dia menambahkan, rata-rata tingkat okupansi hotel di kawasan Pasar Baru, Mangga Dua, Mangga Besar dan kawasan Gajah Mada saat ini sudah di atas 90 persen. Itu belum dihitung dengan prospek ke depan, mengingat pada Januari 2016 Indonesia mulai memasuki era perdagangan bebas ASEAN (AFTA). 

Langkah pemerintah 

Performa negatif sempat dialami sub-sektor perhotelan Indonesia selama Juni 2015 lalu. Hal itu ditandai anjloknya tingkat hunian sebesar 18,6 persen menjadi 58,7 persen. 

Menurut laporan STR Global, periset data perhotelan global, tingkat hunian tersebut dibarengi dengan kemerosotan pendapatan per kamar yang tersedia atau revenue per available room (RevPAR) 14,9 persen menjadi Rp 639.437.

Kendati demikian, lanjut STR, Indonesia masih beruntung karena tarif rerata hariannya atau average daily rate (ADR) justru naik 4,6 persen menjadi Rp 1,088 juta. 

Analisa STR Global menyebutkan, penurunan tingkat hunian hotel di Indonesia disebabkan oleh langkah-langkah penghematan Pemerintah. Pasar perhotelan seperti Jakarta, Bandung, dan Bali, mengalami penurunan permintaan. 

"Tingkat hunian jatuh tak lama setelah langkah-langkah penghematan diterapkan pada kuartal keempat 2014 lalu," tulis STR Global.*kompas
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors