AP II Tembus Layani 100 Juta Penumpang Sepanjang 2017
PT Angkasa Pura II (Persero) telah mencatatkan sejarah bahwa pengguna jasa angkutan udara yang dilayani oleh korporasi sepanjang Januari - Desember 2017 menembus angka 100 juta penumpang per tahun.
Presdir PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menjelaskan permintaan perjalanan dengan transportasi udara yang terus meningkat setiap tahun ditambah dengan kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik di telah mendorong laju pertumbuhan jumlah pengguna jasa angkutan udara di bandara-bandara AP II hingga mencapai 100 juta penumpang tahun lalu.
Berdasarkan estimasi data korporasi pada akhir Desember 2017, total jumlah total penumpang di 13 bandara yang dikelola AP II mencapai sekitar 104 juta penumpang dengan komposisi jumlah penumpang domestik (80%) sebanyak 86 juta penumpang dan penumpang internasional (20%) sebanyak 17 juta.
Jumlah total penumpang tersebut meningkat 10,1% dari periode yang sama sepanjang 2016 yaitu 95 juta penumpang.
“Utuk pergerakan pesawat pada 2017 meningkat 9,6% yaitu dengan total sekitar 800.000 pergerakan bila dibandingkan dengan 2016 dengan total sekitar 723.000 pergerakan,” jelas Awaluddin melalui siaran pers pada Senin (1/1/2018).
Sepanjang 2017, AP II mengoperasikan beberapa terminal bandara baru seperti Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bandara Internasional Supadio Pontianak, dan terakhir Bandara Internasional Silangit Tapanuli Utara.
Selain baru dioperasikan, penambahanan kapasitas terminal pun juga telah dilakukan seperti di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, yaitu dari 3,2 juta menjadi 4,2 juta penumpang per tahun, kemudian Bandara Internasional Supadio, Pontianak, menjadi 5,2 juta penumpang, serta Bandara Silangit dari 155.000 menjadi 500.000 penumpang.
Dengan beroperasinya terminal-terminal baru tersebut, diperkirakan pada 2018 terjadi peningkatan jumlah penumpang di 13 bandara AP II.
Pengembangan dan penambahan infrastruktur baik dari sisi udara maupun sisi darat di berbagai bandara yang dikelola korporasi juga akan dilakukan di tahun 2018 diantaranya yaitu Pembangunan East Cross Taxiway, Pembangunan Integrated Building yang akan menyatu dengan Stasiun KA Bandara dan Shelter Skytrain, Pembangunan SkyHub, dan Pembangunan Runway ke 3.
Sementara untuk bandara lainnya yaitu di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta akan mulai dilakukan revitalisasi terminal penumpang, kemudian di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akan mulai Pembebasan Lahan untuk perpanjangan runway, serta di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh akan dilakukan relayout dan perluasan terminal penumpang.
PT AP II secara berkelanjutan akan meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan dengan mengembangkan sistem smart airport untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah penumpang di masa yang akan datang.
"Penerapan teknologi soft infrastructure mutlak diperlukan untuk peningkatan pelayanan karena kami tak lagi bisa menggunakan cara dan sistem yang sama untuk menangani lebih 100 juta penumpang,” ungkap Awaluddin.
Dia mengatakan implementasi teknologi tersebut akan direalisasikan di bandara-bandara yg dikelola oleh korporasi di tahun 2018 melalui program Airport Digital Life Experience.
Program ini merupakan intergrasi teknologi yang akan disematkan pada berbagai layanan yang dapat dinikmati oleh penumpang secara langsung maupun menggunakan aplikasi mobile di bandara baik itu pre-journey, on-journey, dan post-journey.
Sementara pada fase pre-journey, penumpang dapat menikmati layanan-layanan di antaranya Smart parking building melalui aplikasi mobile untuk melihat ketersediaan dan lokasi parkir di terminal, kemudian self service check-in kiosk dan self service baggage drop, serta layanan airport helper dengan tracker agar dapat diakses cepat oleh penumpang melalui aplikasi mobile.
Dia menegaskan pada fase on-journey, AP II akan menyediakan interactive airport map melalui aplikasi mobile, smart toilet, dan cashless payment pada seluruh tenant yang ada di terminal, serta peningkatan bandwidth WiFi menjadi 50 Mbps per access point.
Sementara pada fase post-journey, layanan yang akan diberikan yaitu trolley dengan sistem RFID untuk melacak lokasi dan ketersediaan trolley, pengintegrasian automatic baggage handling system (ABHS), fleet management system untuk shuttle bus dan bus bandara, serta digitalisasi proses antrean taksi.
Selain itu korporasi akan menyelesaikan pembangunan Airport Operation Control Center (AOCC) khusus untuk di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dimana fasilitas pendukung pelayanan dan operasi kebandarudaraan ini merupakan yang pertama di Indonesia.
“Lonjakan pertumbuhan penumpang jelas berasal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara utama di Indonesia dan hal ini pun merupakan peluang untuk ditambahnya rute-rute penerbangan baru, baik pada penerbangan domestik maupun penerbangan internasional,” tambah Awaluddin.
AP II berpotensi melayani sekitar 115 juta penumpang pada 2018 sehubungan dengan gencarnya program promosi pariwisata Wonderful Indonesia pada destinasi 10 Bali Baru, digelarnya perhelatan akbar Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, serta Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Bali.bisnis