partnership with agoda

Saturday, May 7, 2016

Menjelajah Hutan Eksotis Pulau Siberut

Travelers mungkin sudah tak asing dengan nama Kepulauan Mentawai, yang juga pernah diguncang bencana tsunami pada tahun 2010 lalu.  Berkat spot ombak yang tinggi dan tenang, Kepulauan Mentawai sudah terkenal di kalangan surfer mancanegara sejak beberapa tahun silam, jauh sebelum orang-orang kita mengenalnya. Bahkan, dengar-dengar ombak di Kepulauan Mentawai menempati peringkat ke-10 spot surfing terbaik di dunia versi CNN. Wow!

Namun, masih ada keunikan lain dari Kepulauan Mentawai, dan khususnya Pulau Siberut, yang akan membuat kamu jatuh cinta. Ya, apalagi kalau bukan kecantikan alam dan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Pulau Siberut terpisah dari daratan Asia sekitar ½ juta tahun lalu sejak masa Pleistocene. Keterpisahan ini membuat Pulau yang terletak 100-155 km lepas pantai kota Padang, Sumatera Barat, terisolasi dan memiliki berbagai flora dan fauna endemik yang timbul karena ketahanan makhluk hidup tersebut terhadap proses evolusi. Sekitar 60% kawasan Pulau Siberut merupakan kawasan hutan primer Dipterocarpaceae, hutan rawa, hutan primer campuran, hutan pantai dan hutan mangrove. Hutan didominasi oleh pohon-pohon besar berukuran lebih dari 60 meter dan diperkirakan telah hidup di Pulau Siberut sejak jutaan tahun yang lalu.


Hutan Pulau Siberut juga menjadi rumah bagi 4 jenis satwa primata yang tak dapat kita jumpai di tempat lain di dunia, yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung Mentawai/ Joja (Prebystis potenziani), Bilou (Hylobats klosii), serta Simakobu (Simias concolor). Dan masih ada 17 jenis mamalia serta 130 jenis burung dengan 4 jenis endemic. Ini membuat UNESCO menetapkan Taman Nasional Siberut sebagai salah satu cagar biosfer yang wajib dilindungi. Mengapa demikian? Pulau Siberut yang kaya membuatnya menjadi incaran pihak-pihak tak bertanggung jawab yang ingin mendapat uang dengan cara cepat. Masyarakat setempat tak ingin hutan Siberut bernasib sama dengan pulau tetangga, yaitu Pulau Sipora yang hutannya habis dibabat kaum pendatang.

Selain trekking menjelajahi hutan, travelers dapat melakukan akitifitas menelusuri sungai, pengamatan satwa dan tumbuhan dan melihat kegiatan masyarakat pedalaman. Mereka memang sudah tak seprimitif zaman dahulu karena sudah mengenal rokok filter (dan kamu harus menyediakan rokok untuk dapat mengajak mereka berfoto bersama). Kalau beruntung (dan kamu memerlukan bantuan pemandu wisata untuk mengaturnya) kamu bisa menyaksikan proses pembuatan tato dengan ornament khas Mentawai, yang dibuat menggunakan peralatan tradisional dan bahan pewarna tumbuh-tumbuhan.


Untuk mencapai pulau cantik ini pertama-tama kamu harus sampai di kota Padang terlebih dahulu. Dari Padang kamu dapat berlayar ke Pulau Siberut menggunakan kapal laut yang berlayar 3 kali seminggu. Atau kamu bisa naik kapal Mentawai Ekspress yang berangkat tiap hari, namun hanya sandar di Tuapejat saja (ibu kota Kabupaten Kepulauan Mentawai yang terletak di Pulau Sipora), dan resikonya kamu harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menyeberang dari Tuapejat ke Siberut. Pastikan kamu mengetahui dimana akan menginap di Pulau Siberut, karena seingat saya di sana minim dan hampir tidak ada penginapan, kecuali beberapa resort yang disewakan untuk para surfer dan letaknya juga jauh dari hutan Taman Nasional Siberut. Disarankan kamu telah mempunyai kenalan penduduk lokal sebelum berangkat ke Pulau Siberut (buat akun media social-mu berguna dengan mencari kenalan dari sini), jadi selain lebih aman kamu juga bisa meminta izin untuk menginap di rumah kenalan itu selama berada di Siberut.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors