partnership with agoda

Wednesday, December 23, 2015

Masa Depan Bisnis Perhotelan Ditentukan "Gadget" dan Media Sosial

2015 merupakan tahun yang paling menarik bagi industri perhotelan. Hal ini ditandai dengan merger dan akuisisi antara Marriott International dengan Starwood Hotels and Resorts. 

Perkawinan dua raksasa perhotelan itu memberikan entitas baru dengan portofolio lebih dari 30 merek hotel.

Berikutnya adalah aksi strategis Accorhotels yang mencaplok Fairmont, Raffles dan Swissôtel. Rumor selama setahun terakhir pun berakhir setelah jaringan hotel berbasis di Perancis itu mengumumkannya pada Rabu (9/12/2015). 

Belum lagi gerakan strategis lain macam distribusi dalam jaringan atau online, seperti Expedia yang memperoleh HomeAway setelah aksi Travelocity dan Orbitz awal 2015.

Langkah-langkah bisnis mengejutkan tersebut akan berdampak pada tren 2016 mendatang. Seperti apakah tren perhotelan ini nantinya?

Senior Marketing & Communication yang mengamati sektor perhotelan secara intensif, Frederic Gonzalo, mengulasnya berdasarkan infografis Killarney Hotels. Ulasan Frederic ini menemukan industri hotel akan sangat bergantung pada pelayanan tamu secara personal.

"Tren hotel ditentukan perangkat ponsel dan aplikasinya yang memungkinkan tamu mendapatkan layanan secara lebih privat. Perangkat gawai ini melampaui semua aspek pelanggan," ujar Frederic.

Mengutip PhoCusWright, gawai dan aplikasinya bahkan diprediksi memberikan kontribusi 75 persen terhadap pencarian hotel dan 51 persen pendapatan hotel pada 2016 mendatang.

Dengan demikian, hotel-hotel nantinya menargetkan pelancong bisnis, millenials dan wisatawan yang terkoneksi dengan gawai di seluruh penjuru dunia. Strategi mobilitas pun tak lepas dari pemanfaatan gawai dan aplikasinya.

Sementara pemasaran dinamis yang dilakukan secara real time akan lebih kuat dari sebelumnya. Namun, ini masih merupakan tantangan bagi industri khususnya rantai hotel kecil dan independen.

Meski demikian, pemain skala kecil dan independen masih bisa mengelola manajemen layanannya dengan biaya minim. Salah satunya dengan melibatkan media sosial macam facebook, twitter, dan instagram.

"Lebih dari 50 persen konsumen di dunia, belanja hotel melalui rekomendasi di media sosial," sebut Frederic.*kompas
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors