partnership with agoda

Tuesday, September 22, 2015

Ekonomi Lesu, Bisnis Hotel di Jawa Tengah Meradang

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat perlambatan ekonomi, seiring nilai tukar dolar Amerika Serikat, terhadap rupiah yang tak terkendali, berpengaruh langsung terhadap bisnis perhotelan di Jawa Tengah.

Banyak investor perhotelan yang meradang akibat kondisi ekonomi nasional saat ini.

"Kami mencatat, ada investor asing yang menunda pembangunan hotel berbintang di Semarang, akibat daya beli masyarakat yang turun, " kata Ketua PHRI Jawa Tengah, Heru Isnawan, di Semarang, Selasa 22 September 2015.

Data tersebut, lanjut Heru, diperoleh dari jumlah investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, banyak sekali para pelaku perhotelan yang mengeluhkan kondisi ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat terhadap bisnis perhotelan dan restoran, seiring melemahnya perekonomian nasional pada triwulan IV-2015.

Heru mengungkapkan, pengusaha hotel kini dalam posisi dilematis. Selain harga barang yang melonjak tajam, pengusaha secara tidak langsung juga terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Saya berharap, kondisi fiskal di Tanah Air bisa pulih pada akhir 2015 mendatang. Saya khawatir, bila hal ini berlanjut, bisnis hotel bakal berjalan stagnan," beber dia.

Kendati demikian, pihaknya masih melihat beberapa investor yang tetap bersikukuh melakukan tahap pembangunan hotel di Jawa Tengah, di tengah posisi yang serba sulit.

Tercatat, jumlah investor yang memulai peletakan batu pertama (ground breaking) maupun melakukan tahap awal pembangunan hotel itu ada belasan investor yang tersebar di wilayah Jawa Tengah.

"Mereka mau tidak mau, harus merampungkan proyek hotelnya. Tidak bisa ditunda. Kecuali, bagi mereka yang baru mendaftarkan nilai investasinya di BKPM," kata Heru.*viva 
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors