Kereta Bandara, Sinergi BUMN Bangun Transportasi Terintegrasi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan, kehadiran kereta bandara yang mulai beroperasi sejak 26 Desember 2017 lalu merupakan buah tangan anak bangsa melalui kerja sama pihak BUMN yang terlibat di dalamnya.
"BUMN bersinergi membangun sebuah transportasi publik bagi masyarakat. Kereta bandara merupakan jawaban pemerintah atas tingginya mobilitas penduduk yang tadinya hanya menggunakan kendaraan pribadi atau sarana transportasi lain, namun saat ini sudah memiliki alternatif transportasi yang lebih nyaman dan menghemat waktu," tutur Rini pada Selasa (2/1/2018).
Pembangunan proyek kereta bandara melibatkan beberapa pihak BUMN, antara lain dua induk perusahaan yaitu PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan PT Angkasa Pura II (PT AP II), dan satu anak perusahaan yakni PT Railink.
PT KAI membangun prasarana untuk menunjang pengoperasian Kereta Bandara, dengan menyediakan jalur kereta sepanjang 12.1 km dari Stasiun Batuceper menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) beserta jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) dan gardu induknya, persinyalan dan telekomunikasi kereta api, penyediaan stasiun, hingga dipo pemeliharaan Kereta Api Listrik (KRL) Railink.
Sementara itu, AP II membangun stasiun Bandara Soetta dan konektivitas Automated People Mover System (APMS) Skytrain yang menghubungkan stasiun bandara menuju seluruh terminal keberangkatan penerbangan.
Railink yang bertindak sebagai operator Kereta Bandara melakukan pengadaan sarana, interior stasiun dan kantor, maintenance tools, overhead crane, serta rekrutmen pegawai. Mereka juga menyediakan Electric Multiple Unit (EMU) sebagai kereta pengangkut penumpang, yang terdiri dari 10 trainset dengan enam car per trainset-nya.
Di sisi lain, Railink juga membangun sistem ticketing secara inhouse bernama Airport Railway Ticketing System (ARTS), sebuah sistem ticketing tanpa loket beserta petugasnya yang mampu melayani pembayaran dengan berbagai macam kartu, mulai dari kartu kredit, debit, prepaid, hingga T-Cash.
Pembangunan kereta bandara juga turut melibatkan PT Len Industri (Persero), yang berperan dalam sistem persinyalan untuk memastikan kereta bandara terus dapat berfungsi dengan baik.
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari ini, tiket kereta bandara mulai diberlakukan tarif normal, yakni Rp 70 ribu. Sebelumnya pada saat uji coba, harga tiket masih dikenakan pada angka Rp 30 ribu.
Kereta bandara sendiri saat ini terintegrasi pada empat stasiun, yakni Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soetta. Nantinya, Stasiun Manggarai juga akan terhubung di jalur kereta ini.liputan6