partnership with agoda

Wednesday, November 23, 2016

Pelesir Sekaligus Belajar Sejarah di Kota Tua Surabaya

Kamu berencana pergi ke Surabaya, tapi ogah jalan-jalan ke mall dan nggak tahu akan pergi ke mana sesampainya di sana? Coba kunjungi kawasan kota tua Surabaya! Wisata kota tua kini memang sedang dikembangkan dan digarap secara serius oleh pemerintah daerah di beberapa kota, termasuk di Kota Surabaya. Ini cukup menggembirakan karena beberapa tahun sebelumnya orang cenderung masa bodoh dengan bangunan tua dan menganggapnya sebagai sarang hantu yang harus dimusnahkan.

Surabaya sendiri merupakan kota pelabuhan penting pada masa pendudukan Belanda, sehingga tak heran jika kita dapat dengan mudah menemukan bangunan-bangunan bekas kantor atau perusahaan yang pada masa itu beroperasi di kota ini. Arsitektur pada masa kolonial punya ciri khas dan keunggulan yang tak dimiliki bangunan modern. Selain desain eksteriornya yang bernilai estetis tinggi, biasanya bangunan peninggalan Belanda lebih kokoh dan udara di dalam bangunan terasa sejuk walaupun tanpa AC dan cuaca di luar sedang panas menyengat.

Jika kamu cukup awam mengenai seluk beluk jalan di areal Kota Tua Surabaya, kamu bisa ikuti tur singkat ‘Surabaya Heritage Track’ yang diselenggarakan oleh museum House of Sampoerna. Tur singkat berlangsung sekitar 1-2 jam dan berangkat tiga kali setiap hari, kecuali hari Senin. Tur biasanya akan dimulai setiap pukul 9.00 dari House of Sampoerna. Jika kamu tak punya waktu untuk tur kota tua di pagi dan siang hari, jangan khawatir karena kamu bisa melakukannya di sore hari, yaitu sekitar jam 16.30. Tur singkat ini cukup diminati masyarakat, termasuk wisatawan mancanegara. Nggak heran jika mini bus yang digunakan untuk mengelilingi kawasan kota tua Surabaya selalu penuh sesak (soalnya gratis juga sih), apalagi di musim liburan.

Tur pertama-tama akan melalui kawasan Kota Lama Surabaya dengan rute Penjara Kalisosok, Jembatan Merah, Polwiltabes Surabaya, Gedung Cerutu, Hotel Ibis, Gedung bekas Bank Indonesia, Bank Mandiri, Pertamina dan Gedung Soeara Asia. Sesudah itu bus akan melanjutkan perjalanan ke daerah Tunjungan City, Kantor Pos Kebonrojo, Tugu Pahlawan, PLN Gembongan, Kantor Gubernur dan Hotel Majapahit. Kamu mungkin sudah pernah membaca tentang Hotel Majapahit yang pada masa penjajahan Jepang bernama Hotel Yamato, dan pada masa pendudukan Belanda dinamakan Hotel Oranje. Ya, disinilah peristiwa bersejarah penurunan bendera Belanda yang kemudian dirobek dan menjadi bendera merah putih itu terjadi.

Tempat lain yang akan kamu kunjungi bersama bus ‘Surabaya Heritage Track’ adalah Balai Kota Surabaya, atau juga dikenal dengan nama Taman Surya. Kalau beruntung kamu bisa menonton pertunjukan Reog Ponorogo yang digelar secara berkala. Kemudian tur akan dilanjutkan ke Taman Budaya Jawa Timur, atau biasa disebut dengan Gedung Cak Durasim. Meski bangunan gedung kesenian ini nggak ‘tua’ namun pihak penyelenggara tetap memasukkannya dalam tempat yang wajib dikunjungi tur wisata kota tua. Hal ini karena adanya unsur sejarah terkait penamaan gedung kesenian, yaitu Cak Durasim, yang merupakan seniman ludruk penentang penjajahan Jepang.

Kalau kamu kurang tertarik ikut tur ‘Surabaya Heritage Track’ (karena bus tidak singgah di setiap bangunan tua yang dilewati), kamu bisa mengitari kawasan bangunan tua lain yang terdapat di sekitar kawasan Surabaya Utara. Cukup naik bus kota dari Terminal Purabaya menuju Terminal Jembatan Merah dengan tarif Rp 5 ribu per orang. Dari sini kamu bisa berjalan kaki dan melihat-lihat beberapa bangunan tua bersejarah seperti Masjid Sunan Ampel, Masjid Cheng Hoo, Tugu Pahlawan dan ada juga Jembatan Merah.

Bagaimana, tertarik nggak belajar sejarah sambil jalan-jalan?
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors