partnership with agoda

Tuesday, October 4, 2016

Jatim Belum Jadi Destinasi Wisata Utama

Kalangan pengusaha perhotelan yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur menilai bahwa Jawa Timur hingga kini belum sepenuhnya menjadi destinasi wisata utama bagi para wisatawan asing.

Ketua PHRI Jatim, M. Soleh mengatakan  berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, kenaikan wisatawan mancanegara yang datang ke Jatim berbanding terbalik dengan tingkat hunian kamar yang rendah.

“Kondisi ini menunjukan bahwa Jawa Timur belum menjadi tujuan wisata utama atau akhir bagi wisman, tetapi hanya transit saja atau sebagian tidak menginap di hotel,” katanya, Selasa (4/10/2016).

Adapun BPS Jawa Timur mencatat jumlah wisman yang datang ke Jatim melalui pintu masuk bandara Juanda pada Agustus 2016 mencapai 19.029 orang. Jumlah tersebut turun 6,83% dibandingkan kunjungan pada Juli 2016.

Namun secara kumulatif yakni selama Januari-Agustus 2016 tingkat kunjungan wisman ke Jatim mencapai 135.303 orang atau naik 4,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tercapai 129.574 orang.

Sedangkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jatim pada Agustus 2016 turun 0,97 poin atau hanya mencapai 57,76% dibanding TPK Juli 2016 yang mencapai 58,73%.

Menurut klasifikasi bintang, TPK hotel bintang 4 pada periode tersebut mencapai 69,60% dan merupakan TPK tertinggi dibanding TPK hotel berbintang lainnya. 

Selanjutnya TPK bintang 5 sebesar 56,70%, diikuti hotel bintang 2 sebesar 54,53%, bintang 3 sebesar 53,09%, dan hotel bintang 1 sebesar 41,61%.

Kunjungan tersebut banyak didominasi oleh orang Malaysia yang mencapai 3.664 kunjungan atau turun 2,58%, disusul Singapura 1.859 orang atau naik 17,21%, lalu China 1.636 orang atau naik 16,52% dibandingkan Juli 2016.

Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan BPS memang memiliki data yang terbatas karena pantauan kunjungan wisman ke Jatim ini hanya melalui bandara Juanda sehingga cukup sulit untuk diketahui persis tujuan kunjungan wisman ke Jatim untuk liburan, bisnis ataupun transit.

“Namun kalau dari data sebelumnya, secara nasional lebih dari 50% wisman datang ke Indonesia ini untuk liburan, 27% untuk bisnis, dan sisanya lain-lain,” katanya.

Teguh menilai, turunnya kunjungan wisman ke Jatim Agustus ini bisa jadi akibat tempat tujuan wisata favorit seperti Gunung Bromo belum potensial dikunjungi karena sedang erupsi. 

Sedangkan turunnya TPK juga karena perjalanan wisman sudah diatur oleh jasa travel di mana wisman tersebut mendarat di Jatim lalu menyebrang ke Bali, ataupun mengarah ke Yogyakarta.

“Kemungkinan seperti itu, karena selama ini wisata favorit Jatim adalah Bromo, Taman Nasional Meru Betiri dan Gunung Ijen,” imbuh Teguh.*kabar24
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors