partnership with agoda

Wednesday, October 5, 2016

BUMN Konsolidasikan Bisnis Hotel

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membentuk Hotel Indonesia Group (HIG) yang menjadi konsolidasi 16 BUMN bisnis pariwisata dan perhotelan. 

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, HIG ini dibentuk sejalan dengan perencanaan pariwisata sebagai core business di Indonesia. Kebutuhan akomodasi menjadi bagian penting untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan Nusantara maupun mancanegara. ”Dengan konsolidasi ini, kita mampu menunjukkan hotel yang dikelola BUMN mempunyai kualitas yang sama,” kata Rini saat menghadiri peluncuran Hotel Indonesia Group di Jakarta kemarin. 

Penandatanganan kerja sama antara HIG dan 16 BUMN ini di antaranya untuk kebutuhan supply chain, sumber daya manusia (SDM), dan hotel management. Tahap pertama adalah sinergi antar hotel yang dimiliki PT Hotel Indonesia Natour (HIN), PT Patra Jasa (anak usaha PT Pertamina), dan PT Aero Wisata (anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk). 

”Diharapkan selanjutnya hotel milik BUMN lainnya akan menyusul bergabung dengan HIG,” katanya. Saat ini HIG terdiri atas 26 hotel yaitu 7 hotel milik Aerowisata, 12 hotel milik Hotel Indonesia Natour, dan 7 hotel milik Patra Jasa, tersebar di beberapa lokasi strategis dengan variasi kelas mulai dari bintang dua hingga bintang lima. 

Pada kesempatan yang sama, sembilan hotel milik PT Pegadaian (Pesona Hotel), dan satu hotel milik PT Taman Wisata Candi yang berlokasi di Kawasan Candi Borobudur secara resmi menjadi bagian dari HIG. Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, pemerintah siap memberi kemudahan jika Hotel Indonesia Group berniat membuka hotel di 10 destinasi wisata prioritas. 

Dia juga meminta HIG mempunyai jaringan internasional sehingga mampu bersaing dengan negara lain. ”Total investasi pariwisata di Indonesia tahun lalu sebesar USD1 miliar, pertengahan tahun ini mencapai USD860 juga, dan hingga akhir tahun diproyeksi USD1,5 miliar. Sayangnya, PMPM hanya 10% kita terus encourage hingga 30%,” katanya. 

Menurut Aref, pada 2019 pemerintah menargetkan bisa mendatangkan 20 juta turis mancanegara, sedangkan saat ini jumlah turis mancanegara berjumlah 12 juta turis. Untuk mengejar target tersebut, dibutuhkan sinergi oleh seluruh pemangku kepentingan di antaranya BUMN di bidang pariwisata dan perhotelan. 

”Saya yakin bangsa ini bisa memenangkan persaingan bisnis pariwisata dengan negara lain karena kita mempunyai sejumlah keunggulan,” ucapnya. Arief memaparkan, Indonesia mempunyai sejumlah kelebihan di industri pariwisata dibandingkan negara lain. Dia mencontohkan, Indonesia mempunyai kelebihan agrikultural dibandingkan Vietnam. 

”Di sisi lain, kita juga mempunyai kelebihan manufaktur dan e-culture dibandingkan negara China,” sebutnya. Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour Iswandi Said menjelaskan, sinergi yang dibangun ini memiliki visi dan misi menjadikan Hotel Indonesia Group menjadi hotel chain terbesar di Indonesia sehingga hotel-hotel tersebut menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

”Dengan demikian, akan memudahkan dan memberi pelayanan terbaik kepada para wisatawan asing maupun lokal dengan mengedepankan keramah-tamahan Indonesia yang bertaraf internasional,” katanya. Melalui jaringan perhotelan di bawah HIG, menurutnya, para pelanggan akan mendapatkan variasi hotel yang sesuai kebutuhannya. 

Demikian juga anggota yang bergabung dengan HIG akan merasakan manfaat di bidang pemasaran dan efisiensi dalam pengadaan kebutuhan masing-masing hotel. ”Karena HIG didukung sepenuhnya oleh BUMN lain yang mendukung fasilitas yang disajikan kepada pelanggan, mulai dari kebutuhan kamar, restoran, dan sebagainya karena dilakukan secara terpadu,” tuturnya.*koran-sindo
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors