partnership with agoda

Monday, September 5, 2016

Mencicipi Es Krim Legendaris Indonesia

Rasanya hampir semua orang menyukai es krim. Rasa yang manis dan dingin membuat es krim menjadi idola berbagai kalangan. Seiring berjalannya waktu, sekarang kita semakin mudah menemukan berbagai merk es krim, termasuk merk impor.

Tapi, tau nggak kalau es krim sebenarnya sudah populer di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun lalu? Bahkan, di beberapa kota masih ada lho kedai es krim yang didirikan sejak jaman kolonial Belanda dan tetap menjadi favorit sampai sekarang. Nah, buat kamu yang butuh referensi tempat jajanan baru, catat ya!

Ragusa (Jakarta)
Kedai es krim Ragusa masih sering masuk dalam daftar kunjungan wajib wisata kuliner ibukota karena statusnya yang legendaris. Didirikan pada tahun 1932 oleh dua bersaudara asal Italia, Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa, awalnya kedai es krim ini berlokasi di Pasar Gambir. Tapi, karena dinilai terlalu sepi, Ragusa bersaudara memindahkan kedai es krim mereka ke Jl. Veteran I No. 10 Jakarta Pusat, sampai sekarang.

Tidak banyak perubahan yang dilakukan terhadap kedai es krim Ragusa. Di dalam bangunan bergaya khas Belanda ini kamu bisa menemukan kursi-kursi model kuno dengan meja sederhana yang membuat suasana vintage semakin terasa. Bahkan, pengelola kedai es krim ini masih mempertahankan mesin kasir kuno.
Berbeda dari es krim lain yang biasa kamu temukan, es krim Ragusa dibuat secara handmade dan bukan dari pabrik. Kalau kamu mau mencoba menu istimewa di Ragusa, coba saja pesan Spaghetti Ice Cream, yaitu es krim vanila yang disajikan seperti layaknya tumpukan spaghetti dan ditaburi kacang dan coklat. Harga es krim di Ragusa juga relatif terjangkau antara Rp14 ribu hingga Rp30 ribu.

Toko Oen (Semarang & Malang)
Kamu bisa menemukan restoran legendaris Toko Oen di dua kota di Indonesia, yaitu Malang dan Semarang. Walaupun ada sedikit perbedaan, tapi keduanya sama-sama menawarkan menu makanan lezat dan es krim yang masih menjadi favorit pecinta kuliner.

Toko Oen pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tahun 1922 oleh Liem Gien Nio, sebelum toko kedua dibuka di Malang pada tahun 1930. Tapi, ironisnya, karena keterbatasan anggota keluarga yang bisa mengurus bisnis itu, Toko Oen pertama di Yogyakarta justru tutup.

Sampai saat ini, Toko Oen masih menempati bangunan bergaya Belanda dengan langit-langit tinggi dan dilengkapi perabotan antik. Pengunjung juga bisa bernostalgia dengan alunan lagu-lagu tempo doeloe sambil menikmati berbagai hidangan lezat seperti biefstuk van de hass (steak iga sapi) dan kippen biefstuk (steak ayam).
Tapi, yang menjadi favorit pengunjung adalah es krimnya yang dibuat sendiri secara manual dan tanpa bahan pengawet. Satu scoop es krim di sini dihargai Rp13 ribu, kecuali untuk es krim durian yang dihargai Rp20 ribu per scoop.

Kalau kamu tertarik mengunjungi Toko Oen langsung datang saja ke Jl. Pemuda No. 52, Semarang atau Jl. Basuki Rahmat No. 15, Malang.

Zangrandi (Surabaya)
Inilah kedai es krim tertua di Surabaya yang didirikan oleh Renato Zangrandi pada tahun 1930. Bangunan yang sekarang berlokasi di Jl. Yos Sudarso No. 15 ini juga masih mempertahankan arsitektur jaman Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya di Kota Pahlawan.

Suasana tempo dulu masih sangat terasa begitu kamu memasuki kedai Zangrandi dari kursi dan meja yang ditata. Harga es krim yang ditawarkan d buku menu cukup variatif dan terjangkau. Mulai dari Rp9 ribu untuk es krim horn (satu scoop es krim dengan cone) hingga Rp20 ribu.
Bukan hanya es krim, kamu juga bisa memesan makanan ringan seperti pastel tutup, lumpia goreng, siomay dan kentang goreng yang harganya berkisar antara Rp5 ribu sampai Rp14 ribu. Zangrandi juga menawarkan ice cream tart berukuran 16cm, 21cm dan 24cm.

Tapi, kalau kamu mau mencicipi ice cream tart dalam bentuk slice juga bisa lho. Kamu tinggal memilih dari varian lezat seperti Cassata, Rainbow, Mocca atau Black Forest.

Rasa Bakery & Cafe (Bandung)
Rasa Bakery & Cafe memiliki bangunan bercat putih dengan gaya arsitektur art deco. Meskipun bangunannya sudah dipugar, beberapa bagian bangunannya masih menggambarkan suasana masa lampau lewat bentuk jendela besar maupun kanopi yang biasa menghiasi rumah-rumah lama.

Terletak di Jl. Tamblong No. 15 Bandung Tengah, restoran ini dulunya bernama Hazes Shop & Cafe dan sudah berdiri sejak 1936. Tapi, kepemilikan Hazes diambil alih oleh Ny. Kamarga yang merupakan warga negara Indonesia pada tahun 1963 dan berganti nama menjadi Rasa pada tahun 1968.

Restoran berusia lebih dari setengah abad ini sudah terkenal sejak dulu lewat menu masakan Eropa seperti Saueys brood, kue amandel dan aneka es krim. Tapi, sekarang kamu juga bisa menemukan menu lokal seperti laksa, soto bandung dan es cincau.
Selain berbagai macam makanan utama dan makanan ringan, kamu tentu tidak boleh ketinggalan mencicipi varian es krimnya. Seperti halnya es krim tempo dulu, es krim di sini dibuat dari susu asli secara homemade dan tanpa bahan pengawet. Salah satu menu yang khas di sini adalah Coconut Royale ice cream, yaitu pilihan es krim yang ditaburi buah-buahan dan diletakkan di wadah setengah batok kelapa muda.

Tip Top (Medan)
Restoran Tip Top berada di Jl. Ahmad Yani No. 92 di kawasan Kesawan, yang notabene merupakan pusat bisnis paling tua di Medan. Di sini kamu bisa menemukan banyak bangunan yang masih memiliki arsitektur dari jaman kolonial Belanda.

Awalnya, ketika berdiri tahun 1929, restoran ini bernama Jangkie, seperti nama pemiliknya dan berlokasi di Jl. Pandu. Tapi, di tahun 1934 restoran ini kemudian pindah ke Kesawan dan berganti nama menjadi Tip Top.

Selain mempertahankan arsitektur kuno, pengunjung Tip Top juga akan merasa kembali ke masa lalu melihat para pelayannya hilir mudik mengantarkan makanan dengan troli kecil sambil mengenakan kostum berpeci untuk para pria dan kemeja batik untuk para wanita. Tip Top juga masih menggunakan tungku kayu bakar di jaman Belanda untuk memanggang kue-kue.
Es krim home made menjadi menu andalan restoran ini, meski mereka juga menyajikan berbagai menu makanan dari Indonesia, Cina maupun Eropa. Salah satu menu es krim favorit pengunjung adalah Mexicanner (es krim vanila putih yang disiram saus coklat, tiga iris buah peach ditambah buah cherry sebagai hiasan) dan Carmen (sama seperti Mexicanner namun ditambah taburan kacang di atasnya).

Es Krim Tentrem (Solo)
Gerai es krim dengan nama unik ini berlokasi di Jl. Urip Sumiharjo dan, seperti kedai-kedai es krim legendaris lainnya, masih mempertahankan proses dan penggunaan bahan alami untuk es krimnya. Es Krim Tentrem adalah kedai es krim tradisional tertua di Solo yang sudah berdiri sejak 1952 lalu.

Satu hal yang unik, konon Es Krim Tentrem tidak membuat batuk karena rasanya memang tidak terlalu manis seperti es krim jaman sekarang. Pengunjung akan langsung tertarik melihat varian es krimnya yang memiliki warna-warna cerah, tidak seperti es krim home made pada umumnya yang cenderung berwrna pucat. Rasanya sendiri juga beragam dan disajikan dengan menarik seperti Tutti Fruity dan Mr. Clown. Seiring dengan perkembangan jaman, Es Krim Tentrem juga memodifikasi menunya dan memasukkan es krim Rainbow yang tengah menjadi tren sejak beberapa tahun terakhir.
Harga untuk menu es krim sendiri relatif terjangkau, mulai dari Rp8 ribu sampai Rp10 ribu. Oya, sekarang Es Krim Tentrem juga bisa kamu temukan outletnya di Solo Grand Mall lho!
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors