Wisata Alam Alternatif Keluarga Kaum Urban
Potensi keindahan alam wilayah Bogor memang tak akan ada habis dan bosannya untuk di eksplore, khususnya bagi para kaum urban asal Jabodetabek yang membutuhkan tempat rekreasi bernuansa pegunungan dan hutan.
Selain, kawasan Puncak yang saat ini sudah kurang direkomendasikan bagi para penikmat alam, karena terus meningkatnya volume kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan parah. Dampaknya, kawasan yang terkenal panorama kebun teh itu, perlahan sudah mulai tak terasa kesejukannya.
Hal tersebut, membuat kaum urban, khususnya yang berburu nuansa yang sama dengan Puncak, mulai bergeser dan mencari tempat lain. Sebut saja, kawasan Cijeruk dan Cigombong yang lokasinya sama-sama di wilayah Selatan Bogor itu, kini sudah mulai ramai dikunjungi para wisatawan.
Seperti kawasan Suaka Elang yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tepatnya Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong ini sedang hits dengan nuansa hutan alami, juga menyimpan potensi wisata yang layak dikunjungi keluarga.
Khususnya bagi keluarga yang menyukai alam bebas, selain pohon pinus, sawah, juga air terjun. Kawasan tersebut juga oleh pengelolanya dari Balai Besar TNGHS, disediakan spot-spot untuk berselfie, mulai dari Jembatan Gantung, Camping Ground ditengah hutan pinus, juga terdapat sarana edukasi untuk anak, sesuai namanya yakni penangkaran elang.
"Saya tahu dari media sosial, katanya di Bogor selain Puncak, ada kawasan yang berbatasan dengan Sukabumi tepatnya di kaki gunung salak ada penangkaran elang, hutan pinus dan air terjun. Nah yang bikin saya penasaran itu air terjunnya," kata Rosalina, 38, warga Kota Depok yang memboyong keluarganya ke air terjun atau Curug Cibadak, kawasan Suaka Elang, TNGHS, Bogor, Sabtu (30/12/2017).
Hal senada diungkapkan Dian Rosdiana, 28, warga Kota Bogor yang mengajak dua keluarganya berwisata ke Curug Cibadak. Bahkan, ia sengaja dan berniat mengajak kemah atau bermalam di tengah hutan pinus.
"Karena tempatnya relatif aman buat anak dan bersih. Setelah seharian lelah berjalan kaki dan bermain air di Curug Cibadak, saya putuskan untuk menginap, apalagi tenda disediakan oleh pengelola," katanya.
Dia mengaku sangat berkesan bisa mengajak anak-anaknya ke pegunungan dan hutan pinus di suaka elang ini, karena tempatnya tak jauh dari pusat kota. "Tempatnya masih asri, terus air terjunnya tidak terlalu crowded atau padat oleh pengunjung. Saya dan anak-anak suka tempat-tempat wisata alam baru, meski harus berjalan kaki satu jam," katanya.
Ramdan, 25 dan Anisa, 23, pasangan muda-mudi asal Tangerang Selatan ini sengaja naik motor ke kawasan Suaka Elang hanya untuk mengunjungi Curug Cibadak.
"Saya sudah dua kali ke Suaka Elang. Tapi yang pertama kali saya tidak sempat ke air terjunnya, karena saat itu hari sudah sore dan mendung. Petugas sempat melarang kami untuk ke air terjun, karena saat hujan turun kawasan tersebut rawan longsor," tuturnya.
Dia mengaku sangat betah berlama-lama berendam di jernihnya air terjun Cibadak. Bahkan hampir lupa waktu, karena tempatnya persis berada di tengah lembah dan masih sepi pengunjung.
"Saya suka suasana seperti ini, hanya gemericik air, dan sesekali suara berbagai burung disini. Udaranya sangat segar juga. Sangat cocok datang ke sini pagi hari, khsusunya cuaca cerah seperti sekarang ini," katanya yang berniat akan kembali lagi ke sini mengajak rekan-rekanya.
Menurut Petugas Loket Suaka Elang TNGHS Anda Joni yang membedakan Suaka Elang dengan tempat wisata Camping Ground hutan pinus lainnya, para pengunjung tidak akan menemukan warung atau pedagang yang menjajakan makanan dan minuman.
"Kami sengaja dan konsisten menegakan aturan khusus sebagai tempat rehabilitasi elang jawa. Jadi tidak boleh ada warung. Baik menetap maupun asongan," ungkapnya.
Harga tiketnya pun sesuai aturan pemerintah yang relatif murah yakni hanya Rp10.000. Bahkan untuk balita tak dipungut biaya. Namun bagi pengunjung yang bawa kendaraan, pihak pengelola sengaja untuk memberdayakan warga sekitar tak memperkenankan masuk ke dekat pintu loket.
Sehingga tempat parkir kendaraan yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari pintu loket suaka elang dengan jarak tempuh jalan kaki 20 menit itu dikelola warga dengan harga penitipan kendaraan roda dua Rp10.000 dan kendaraan roda empat Rp20.000.sindonews