Melihat Destinasi Wisata Religi Baru di Lamongan
Selain Kawasan Makam Sunan Drajat yang ada di Kecamatan Paciran, kini ada destinasi wisata religi baru yang ada di Kabupaten Lamongan. Yakni, Masjid Namira yang berada di Jalan Raya Mantup Lamongan km.5 atau tepatnya di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur.
Nama Masjid Namira mendadak viral di media sosial (medsos) mulai Bulan Ramadhan tahun ini, dan hingga kini terus banyak dikunjungi orang. Baik mereka yang berdomisili di Lamongan dan sekitarnya, maupun orang-orang dari berbagai kota lain di Indonesia yang penasaran usai melihat di medsos dan pemberitaan media.
Masjid Namira sebenarnya pertama kali digunakan pada tanggal 1 Juni 2013, menempati lahan 0,9 hektare dengan luas bangunan mencapai 1.100 meter persegi dan mampu menampung sekitar 500 jamaah.
Namun seiring perkembangan waktu, dengan banyaknya jamaah yang hadir dan kesulitan mendapatkan tempat parkir, akhirnya masjid diperbarui dan berhasil rampung pada 2 Oktober 2016. Dengan bangunan baru memiliki lahan seluas 2,7 hektare dan luas bangunan mencapai 2.750 meter persegi, serta mampu menampung sekitar 2.500 jamaah.
“Sejak saat itu, pengunjung mulai ramai berdatangan setiap hari. Bahkan kalau hari Sabtu dan Minggu, rata-rata pengunjung bisa mencapai sekitar 2.000-an orang. Ada yang dari dalam kota, ada juga yang berasal dari luar kota. Kebanyakan usai shalat, mereka kemudian berfoto-foto di dalam maupun di luar masjid,” ujar salah satu takmir Masjid Namira, Suliono (40).
Dari penuturan Suliono, rata-rata pengunjung merasa takjub dengan keindahan dan keasrian Masjid Namira, yang sepintas bila ditilik memang terlihat tak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang ada di Arab Saudi.
Baik dari konsep bangunan yang menyerupai gaya khas Timur Tengah, dengan batuan dan marmer yang dipadukan dinding kaca. Serta aroma wewangian dan kebersihan masjid yang dijaga betul oleh para takmir, yang membuat pengunjung merasa betah untuk berlama-lama di Masjid Namira.
“Untuk takmir, ada sebanyak 36 orang. Sementara pekerja di Masjid Namira, ada sekitar 25 orang. Mulai dari satpam, tukang kebersihan, bagian taman, dan lain-lain. Khusus untuk penjaga, memang mendapat upah dari yayasan,” jelasnya.
Dengan luas lahan parkir yang mumpuni, tak jarang pula area tersebut dipinjam untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti, resepsi pernikahan, pengajian rutin, maupun kegiatan anak muda yang bersifat positif.
Acara pun dijamin tetap akan terlaksana dengan bersih dan nyaman meski hujan turun, lantaran lahan parkir yang berada di Masjid Namira menggunakan paving, dengan tingkat kerataan pemasangan paving terlihat cukup rata.
Selain itu, Masjid Namira juga didukung dengan toilet dan tempat wudhu yang selalu terjaga kebersihannya. Di mana petugas kebersihan, secara bergantian dengan rutin membersihkan toilet dan tempat wudhu guna memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.
Banyak digunakan pengunjung berselfie ria
Usai menjalankan shalat, rata-rata para jamaah yang datang berkunjung ke Masjid Namira, tidak lupa untuk berfoto. Baik itu di dalam maupun di luar masjid, lantaran memang terdapat spot yang cukup layak dan menunjang untuk dijadikan backround.
Salah satu yang menjadi favorit para pengunjung untuk berfoto adalah Kiswah Ka’bah. Bekas kain penutup Ka’bah asli yang langsung didatangkan dari Masjidil Haram yang ada di Arab Saudi, dan terpasang pada dinding mihrab imam.
Kiswah Ka’bah tersebut tampak kokoh dengan dilindungi kaca tebal. Sementara potongan kiswah berukuran kecil, terbingkai rapi dan dipajang pada dinding masjid di sebelah kiri dan kanan mihrab. Sedangkan untuk langit-langit yang ada di Masjid Namira sengaja dibuat rata, dengan di tengahnya terdapat lafadz Allah.
Sentuhan tersebut coba dikombinasikan dengan lembutnya karpet yang terpasang dan beraroma wangi, yang membuat jamaah tidak lagi membutuhkan sajadah dalam menjalankan shalat. Dengan suasana sejuk yang dihadirkan melalui air conditioner (AC), membuat jamaah betah untuk berlama-lama berada di dalam masjid.
“Tadi sudah foto di dalam, sekarang di luar. Kolam ikannya juga bagus buat selfie, sebab cukup tertata dan bersih, dengan ikan-ikan hias yang bagus pula. Selain itu, juga ada tempat duduk yang telah disediakan dengan pohon bonsai mini di sampingnya, juga bagus untuk foto,” tutur Santoso, salah satu pengunjung asal Surabaya.
Untuk urusan kebersihan terlihat memang menjadi prioritas utama, karena beberapa peralatan sudah disiapkan mulai dari penyedot debu hingga tangga hidrolik, yang bisa membantu mengangkat petugas untuk membersihkan bagian atas bangunan masjid.
Selain karena dikelilingi area persawahan, pemandangan masjid pun tampak asri dengan taman yang nyaman dipandang mata, yang dipadu dengan banyak pot berisi pohon bonsai.
Bahkan di depan selasar yang menghubungkan bangunan utama menuju ruang wudhu, terdapat pohon bonsai setinggi dua meter dengan bentuk sangat artistik yang kerap menjadi latar untuk berswafoto.sumber:travel.kompas.com