Pilihan Akomodasi Ramah Lingkungan di Labuan Bajo
Eksotisme Pulau Komodo telah terbukti memikat wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Mereka berdatangan dari berbagai belahan dunia, untuk menikmati liburan di kawasan Taman Nasional Komodo hingga berbagai tempat wisata di Flores.
Eco Tree O’tel hadir untuk memanjakan para wisatawan tersebut saat menikmati masa liburan mereka, dengan konsep ramah lingkungan.
Hotel yang resmi beroperasi pada 25 Mei 2017 ini terletak satu area dengan Treetop Restaurant, salah satu tempat kuliner ternama di Labuan Bajo. Dengan lokasi yang berada di pesisir Labuan Bajo, baik restoran maupun hotel yang dikelola oleh Matheus Siagian ini memiliki pemandangan yang spektakuler.
"Eco Tree O’tel merupakan perluasan dari Treetop. Sesuai dengan motonya, dari kata tree atau pohon, kita pun juga tumbuh berkembang," kata Matheus, Kamis (8/6).
Eco Tree O'tel memiliki 17 kamar yang terdiri dari 10 Superior Rooms, 5 Suite Rooms Sea View with Private Balcony, dan 2 Deluxe Family Rooms. Semua kamar hotel merupakan hasil desain Yori Antar, arsitek kenamaan yang dikenal sebagai inisiator rumah adat di Wae Rebo, Flores.
"Kita memakai solar power sebagai sumber energi. Di sisi lain juga, air sisa pembuangan dari AC, kita gunakan untuk memanaskan air. Sehingga dengan sistem air panas ini, kami jarang sekali menggunakan listrik maupun gas," ujarnya.
"Ukuran kamar dengan tipe AC pun sudah diperhitungkan dengan sedemikian rupa. Sehingga kami sangat efisien dalam menggunakan energi," tambah Matheus.
Salah satu daya tarik yang dimiliki Eco Tree O'tel yakni lokasinya yang berada di tengah jantung pariwisata Labuan Bano, yakni di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Labuan Bajo. Semua aktivitas pariwisata yang ada di Labuan Bajo, berdekatan dengan hotel ini.
"Lokasi kami strategis. Hanya sekitar dua menit sampai ke pelabuhan. Di sisi lain, ada pemandangan sea view yang menawan. Dari hotel, kita bisa melihat Pulau Rinca bahkan Pulau Komodo. 180 derajat kita bisa lihat dari paling kiri sampai paling kanan pemandangan Labuan Bajo," papar Matheus.
Meski baru beroperasi sekitar tiga minggu, Matheus mengaku cukup terkejut dengan respon dari masyarakat. Dengan harga kamar antara Rp 575.000 hingga Rp 975.000, Eco Tree O'tel selalu didatangi wisman maupun wisnus.
Pasca-menginap, berbagai komentar terkait fasilitas maupun aksesoris kamar terlontar dari para pelancong. Satu di antaranya komentar tentang bed-runner yang menggunakan kain songket yang ada di setiap kamar. Begitu pula berbagai aksesoris di kamar maupun lorong-lorong hotel yang mengunakan kayu ukiran asal Kampung Bena di Bajawa.
"Semua itu merupakan hasil kolaborasi antara kami dengan Yori Antar dari Vindate, yang sangat peduli dengan kearifan lokal. Sehingga, di setiap kamar Eco Tree O'tel, tidak ada barang-barang yang kami beli. Semua handmade atau self-design. Ini yang membuat tempat kami menjadi unik dan berbeda dengan hotel-hotel lainnya di Labuan Bajo," pungkas Matheus.sumber:beritasatu