Sensasi Rumah Pohon di Tengah Kebun Sawit
Ada yang berbeda dengan menara pandang yang terletak di tengah perkebunan kelapa sawit milik PT AMP, anak usaha Wilmar Group. Sebab, menara tersebut bukan terbuat dari bangunan biasa, tetapi berada di atas pohon tua yang menjulang tinggi hingga lebih dari 18 meter. Tak heran apabila masyarakat sekitar menyebutnya dengan rumah pohon.
Rumah pohon tersebut berada di Desa Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Untuk dapat masuk ke rumah pohon ini bisa masuk dan meminta izin kepada perusahaan tersebut.
Pohon ini merupakan jenis dari Alstona Pacuma Tophora. Ketika melihatnya adrenalin langsung terpacu untuk menaikinya. Setidaknya terdapat 68 anak tangga untuk dapat menaikinya.
Pada awalnya, langkah terasa ringan dalam menapaki anak rangga. Namun setelah berada dipertengahan anak tangga rasa gemetar mulai timbul, setelah melihat daratan dibawah yang terasa semakin menjauh.
Rasa gemetar sekejab menghilang setelah mencapai rumah pohon. Dari atas, pemandangan hijau dari hamparan luas pohon-pohon kelapa sawit seakan menyejukan mata. Dari kejauhan terlihat jejeran pegunungan dan bukit yang mengelilingi perkebunan menambah sensasi tersendiri.
Tidak hanya itu, angin sepoi-sepoi pun membuai semakin memanjakan untuk berlama-lama dan menikmati pemandangan alam itu. Sayangnya, diatas rumah pohon ini memiliki batasan beban, sehingga jumlah orang yang naik keatas pun hanya terbatas, yaitu maksimal 10 orang.
Estate Manager AMP Plantation, Sutanto, menjelaskan, pohon tersebut pertama kali ditemukan saat perusahaannya membuka lahan perkebunan kelapa sawit. Karena besar dan tingginya pohon, menginspirasi perusahaanya untuk membuat rumah pohon yang juga difungsikan sebagai menara pandang.
Akhirnya, dibuatlah rumah pohon dan selesai pada Oktober pada 1995. Menara tersebut dipergunakan untuk mengawasi perkebunam kelapa sawit. Selain itu, rumah pohon ini dipergunakan juga untuk melihat adanya ancaman kebakaran melalui asap.
"Hal itu karena hampir seluruh wilayah perkebunan dapat terlihat dari atas rumah pohon ini. Karena keunikan rumah pohon ini menjadikanya sebagai ikon dari perkebunan kami," ungkap Sutanto.beritasatu