partnership with agoda

Thursday, November 24, 2016

Yuk Jalan-jalan ke Kebun Anggur

Jalan-jalan ke kebun anggur? Emang ada di Indonesia? Ada dong! Memang sih, tanaman atau pohon anggur cukup sulit dibudidayakan di negara tropis seperti Tanah Air kita. Tanaman ini hanya dapat tumbuh dengan baik di negara dengan iklim subtropics seperti di Eropa, Amerika dan Australia. Namun sejumlah kalangan tidak berpangku tangan dan mencoba membuka lahan perkebunan anggur di salah satu kawasan dengan cuaca dan suhu udara sejuk, yaitu Kabupaten Buleleng, Bali.

Keprihatinan para pelaku industri wisata terhadap tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar tahun 1998 lalu yang berimbas pada semakin mahalnya harga minuman impor yang mereka sajikan untuk wisatawan mancanegara, memicu seorang wirausahawan asal Bali bernama Gde Sumarjaya Linggih untuk melakukan inovasi dengan cara membuka perkebunan anggur yang hasilnya digunakan untuk membuat minuman anggur (wine) dengan nama Indico Wine Bali. Brand ini pun cukup digemari para pecinta wine di seluruh dunia karena bercita rasa unik dan menyegarkan.

Pak Gde Sumarjaya tidak sendirian saat mengembangkan usaha perkebunan anggur ini. Beliau dibantu oleh seorang ahli tanaman anggur dari Inggris, Stephen Arthur Spiney tentang cara penanaman anggur yang tepat untuk menghasilkan buah anggur yang berkualitas. Selain itu, ia juga tak segan-segan melengkapi pabrik minuman anggurnya dengan mesin-mesin dan perangkat pabrik berteknologi tinggi. Sedangkan untuk pengadaan bahan baku anggur, Pak Gde Sumarjaya bekerja sama dengan para petani anggur setempat. Kerja sama dilakukan dalam bentuk membeli hasil panen anggur petani lokal dengan harga tinggi, sehingga para petani di sekitar juga mendapat manfaat dari terkenalnya Indico Wine di mancanegara.

Jika kamu ingin tahu apa saja yang terjadi sebelum buah anggur disajikan dalam bentuk minuman, perkebunan anggur Indico adalah tempat yang paling tepat. Perkebunan yang terletak di Jalan Puputan, Singaraja, sebuah area pegunungan berhawa sejuk dengan suasana sekitar nan mendamaikan hati.

Di sini kamu bisa menikmati pemandangan khas pegunungan di sekiar perkebunan, atau berjalan-jalan di sela-sela tanaman anggur untuk melihat para petani yang sedang memanen anggur. Kamu juga bisa masuk ke dalam pabrik pengolahan anggur dan melihat proses yang dilalui anggur sebelum berganti wajah menjadi white wine, red wine, bir, wiski, cognac atau minuman beralkohol lainnya. Minuman-minuman ini nantinya akan didistribusikan ke seluruh hotel dan restoran yang ada di Bali.

Travelers, mengkonsumsi minuman beralkohol memang bukan termasuk budaya kita dan justru dianggap terlarang karena sifatnya yang memabukkan. Namun di luar negeri minum minuman beralkohol adalah suatu hal yang wajar karena orang-orang disana minum alkohol bukan agar mendapat efek memabukkan dari alkohol, melainkan sebagai penghangat tubuh dan bersosialisasi. Meski demikian, orang-orang bule punya aturan tak tertulis bahwa minuman beralkohol tidak diminum sebelum sore hari, dan mereka juga tidak berkendara ketika sudah cukup mabuk. Minum alcohol hingga mabuk dan membuat onar di tempat umum dianggap sebagai hal yang memalukan, bahkan bisa membuat pelakunya masuk penjara.

Untuk hal-hal semacam ini harus kita akui bahwa orang Indonesia masih belum mampu melakukannya. Jadi tak heran minuman beralkohol dilarang diperdagangkan atau dikonsumsi secara terang-terangan di beberapa tempat. Bagaimana menurut kalian?
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors