Jelajah Pasar Tradisional Unik Nusantara
Kamu pernah menyaksikan program ‘Market Values’ di saluran National Geographic People? Di acara itu, host acara mengajak penonton untuk menyaksikan berbagai budaya lokal setiap negara dengan mengamati aktivitas di pasar tradisional.
Nah, sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia tentunya memiliki pasar-pasar tradisional yang semarak dan unik. Kali ini Kami merangkum sejumlah pasar tradisional unik yang ada di seluruh pelosok tanah air untuk referensi kamu:
Pasar yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Terletak di Banjarmasin, tepatnya di persimpangan Sungai Kuin dan Sungai Barito, pasar apung menjadi salah satu ikon wisata Kalimantan.
Sungai Martapura yang ‘membelah’ kota Banjarmasin memang memberikan pengaruh besar pada kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi air sekaligus perdagangan.
Pasar Apung Muara Kuin telah berlangsung sejak dulu, di mana para pedagang dan pembeli menggunakan jukung atau perahu untuk berinteraksi. Istimewanya, di pasar ini masih sering terjadi transaksi barter antara pedagang berperahu. Biasanya, para pedagang wanita (dukuh) akan menjual hasil produksi mereka ke tangan kedua (panyambangan) yang akan menjualnya kembali ke pembeli.
Kalau kamu ingin melihat langsung dan merasakan aktivitas seru di Pasar Apung Muara Kuin, siap-siap bangun pagi ya. Pasalnya, pasar ini dimulai setelah salat Subuh dan akan berakhir pukul 9 pagi.
Terletak di bagian belakang Pasar Sentral Makale, Tana Toraja, kamu bisa melihat komoditi yang sedikit berbeda dibandingkan pasar di daerah-daerah lain. Di sebuah blok kecil berukuran sekitar 50 x 20 meter, terdapat ‘Pasar Babi’ yang menjajakan ternak babi, anak babi maupun daging babi.
Selain kerbau, babi memang termasuk hewan ternak yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Tana Toraja. Di pasar babi ini, anak babi biasanya diletakkan di dalam karung. Jika pembeli memang berminat, sang penjual akan membuka karung untuk diperlihatkan kepada pembeli. Sementara, babi dewasa biasanya dibaringkan di atas balai-balai mini yang terbuat dari bambu dan diikat menggunakan kulit luar bambu.
Kisaran harga anak babi sendiri sekitar Rp 500.000 – Rp 700.000 per ekor. Sementara, untuk babi dewasa harganya bisa mencapai Rp 3 – 9 juta per ekor. Sebagai informasi, babi hitam dihargai lebih mahal dibandingkan babi albino atau belang.
Jadwal pasar babi mengikuti jadwal hari pasar yang hanya beroperasi setiap enam hari sekali. Sistem hari pasar ini memang merupakan sistem warisan leluhur Toraja sejak ratusan lalu.
Masih di daerah Toraja, tepatnya kota Rantepao, Pasar Bolu termasuk salah satu atraksi wisata yang sudah banyak dikenal turis. Juga dikenal sebagai Pasar Ternak, pasar ini merupakan pusat penjualan kerbau, yang memiliki kedudukan istimewa bagi masyarakat Toraja. Kerbau yang disembelih dipercaya akan menjadi kendaraan bagi roh orang-orang yang sudah meninggal agar cepat mencapai surga.
Seperti halnya Pasar Makale, Pasar Bolu hanya buka sekali dalam 6 hari. Biasanya, pada saat hari pasar, jumlah kerbau yang dijualbelikan bisa mencapai 500 ekor, lho!
Harga kerbau memang lebih mahal ketimbang babi, yakni mulai dari Rp 5 juta hingga ratusan juta rupiah. Warna dan ukuran tubuh kerbau bisa menentukan harga kerbau yang dijual. Berbeda dengan babi, kerbau berwarna hitam justru dihargai lebih murah dibandingkan yang berwarna belang dan albino.
Jika kerbau hitam dihargai antara Rp 5 juta – Rp 15 juta (tergantung ukuran tubuh), maka harga kerbau belang bisa mencapai puluhan juta rupiah. Untuk kerbau albino yang terbilang langka, harganya bisa melonjak hingga ratusan juta rupiah.
Jika anda berwisata ke Manado, sempatkan diri untuk mampir di daerah Tomohon. Terletak di selatan Manado, Tomohon sudah terkenal sebagai daerah pariwisata karena iklimnya yang sejuk serta suguhan pemandangannya yang indah. Di kota ini pula kamu bisa menemukan Pasar Tomohon yang unik.
Di Pasar Tomohon, kamu akan menyaksikan pemandangan unik sekaligus mengerikan. Betapa tidak, kamu akan menemukan banyak pedagang yang menjual daging tikus, ular, babi, kelelawar hingga anjing dan kucing. Ya, daging-daging itu memang menjadi santapan sehari-hari masyarakat setempat. Jadi, untuk kamu yang mengaku pecinta hewan, mungkin Pasar Tomohon bukan destinasi yang tepat untuk kamu datangi.
Jika kamu datang ke Pasar Tomohon sebelum akhir tahun, kamu bisa merasakan wisata kuliner ekstrem dengan mencicipi paniki (kelelawar), woku, RW (anjing), babi hutan hingga tikus goreng.
Terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pasar ini memiliki tradisi yang luar biasa unik. Seperti namanya, di pasar bisu terdapat tradisi Marosok, atau jual beli ternak hidup lewat bahasa isyarat tangan yang ditutupi benda lain (kain, sarung, baju, topi dan sebagainya).
Jadi, tanpa mengucap sepatah kata pun, penjual dan pembeli akan berjabat tangan dalam waktu yang cukup lama. Namun, jika kamu perhatikan seksama, jari mereka akan bergoyang ke kiri dan kanan. Rupanya hal inilah yang mereka lakukan untuk bernegosiasi harga. Setiap jari melambangkan nilai uang, mulai dari puluhan hingga jutaan rupiah.
Tujuan dari tradisi Marosok ini sendiri adalah agar harga ternak yang dibeli tidak diketahui banyak orang. Nah, kalau kamu mengaku jago menawar, coba uji keahlian kamu dengan cara Marosok di pasar ini!