partnership with agoda

Saturday, October 20, 2018

Wonderful Huta Toba Suguhkan Nuansa Ala Eropa

Jika memiliki mimpi liburan ke Eropa, makan siang ditemani udara dingin dan segelas wine, cobalah datang ke Tapanuli Utara. Di sana ada nuansa Eropa di sekitar Toba.  

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman mengatakan lokasi bernuansa Eropa tersebut terletak di Siborong Borong, Tapanuli Utara. Menurutnya, lokasi ini cukup dekat dengan Bandara Internasional Silangit.
"Enggak usah jauh-jauh ke Eropa. Di Siborong Borong, Tapanuli Utara, ada nuansa Eropa juga kok. Hanya 20 menit dari Bandara Internasional Silangit. Tim Wonderful Huta Toba yang sedang menyiapkan paket wisata 4 hari 3 malam sempat merasakan sensasi ini," kata dia, Jumat (19/10).

Nuansa Eropa itu bisa ditemukan di Piltik Homestay, kafe sekaligus penginapan. Arsitektur bangunannya terbuat dari kayu dan batu bata berwarna putih. Sekilas, bangunan tersebut mirip dengan arsitektur Eropa. 

Spot untuk berfoto pun sangat banyak dengan latar belakang persawahan. 

"Udaranya juga dingin, sekitar 19-20 derajat celcius saat siang hari. Ini Huta Toba rasa Eropa," kata Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda.

Batak Taste

Di Huta Toba juga terdapat beragam aktivitas yang bisa dilakukan. Di antaranya bermain gitar, mencicipi wine bercitarasa lokal, menjelajah Piltik, menyeruput kopi, hingga mencicipi mie gomak.

Rasanya juga dijamin membuat ketagihan sebab makanan yang disuguhkan sudah dimodifikasi agar cocok di lidah wisatawan dan pengunjung. Kuncinya ada pada bahan bumbu bernama andaliman.

Pemilik Piltik Homestay, Edward Tigor Siahaan mengungkapkan wujud andaliman mirip merica dan rasanya pun tak jauh beda. Bumbu andaliman kerap digunakan untuk menaburi hampir semua makanan di Sumatera Utara sehingga sering disebut merica Batak. 

"Ini Eropean style, Batak taste," tegas Edward.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang pernah merasakan sensasi kuliner di Piltik Homestay pun merasa seolah diajak bernostalgia. 

"Kuliner itu dibuat secara turun temurun. Komposisi bumbu, lama menanak, besaran api, alat masak, sampai derajat kematangan itu diatur dengan rasa, tidak cukup dengan pikiran di otak kiri," jelas Arief. Jakarta, CNN Indonesia
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Find Us on Facebook

Blog Archives

Visitors